Welcome To Cay Stories

Entah ini blog ke berapa yang pernah gue buat.
Tapi mungkin, sepertinya dan mungkin ini akan jadi blog terakhir gue.
Bertahun-tahun menulis, tapi ngga pernah serius.
Kali ini gue akan berusaha untuk kembali menulis dengan serius.
Tentang kisah-kisah perjalanan hidup gue dan orang-orang di sekitar gue.
Welcome to Cay Stories.
Kenapa gue pake kata 'Cay'?
Itu adalah panggilan dari editor gue entah kenapa.
Sedangkan nama gue sebenarnya adalah 'Septi'.
Yak.
Septiyanti Dwi Cahyani.
Dan editor gue make nama belakang cahyani itu.
Kadang doi manggil cahya tapi lebih sering cayacaya.
Digabung, ala ala india gitu mungkin.
But whatever alasan doi manggil gue apaan.
Intinya, gue anggep aja ini adalah jalan untuk gue menempuh hidup baru.
Setelah penantian yang panjang.
Setelah doa-doa yang bahkan sampai sekarang masih gue sampaikan ke 'langit'.
Itu adalah istilah dari Pemred dan Direktur di tempat gue bekerja.
Ya, di tempat baru ini gue semakin menikmati pekerjaan sebagai penulis.
Bukan, bukan penulis buku.
Atau belum waktunya ?
Dengan keberadaan gue di sini, gue jadi percaya bahwa 'Allah', tuhan yang gue percaya itu selalu Maha Ajaib.
Dia tahu persis kapan waktu yang tepat untuk memberikan sesuatu kepada hambaNya.
Belajar dari pengalaman, kadang tuhan memberikan apa yang sebenarnya kita butuhkan.
Bukan yang kita inginkan.
Karena yang kita inginkan belum tentu baik untuk hidup kita.
Percayalah, 'tuhan' itu ngga akan pernah berniat buruk untuk hambaNya.
Selama kalian berada di jalan yang benar dan percaya, bahwa 'tuhan' lah yang paling tepat untuk dimintai pertolongan.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sahabat, Tapi Sayang (3)

Perkenalkan, nama gue Vienna Herzegovina Prameswari. Kelas 11 BA (Bahasa Asing). Nama Herzegovina itu diambil karena waktu itu, Kakek buyut gue sedang ikut perang di Bosnia-Herzegovina. Loh, kok ngga ada Sienna nya ? Ya nama Sienna itu adalah peleburan dari kata Vienna. Karena dari dulu sepupu-sepupu susah untuk bilang 'V' alias 'vi' ngga tahu kenapa jadi keterusan pake nama  Sienna. Ayah atau Ojan yang suka manggil gue Vienna atau Vien. Tapi itu jarang. Lebih sering Sienna. Sejak satu tahun lalu, entah kapan harinya tiba-tiba gue deket sama makhluk yang bernama Fauzan Ramadhan atau yang akhirnya gue panggil Ojan. Sekitar satu bulan yang lalu, dia baru aja dilantik jadi Ketua OSIS. Ngga kaget sih, meski ngga satu SMP tapi gue denger dari temen-temennya kalo dulunya Ojan juga jadi ketua OSIS di sekolahnya. Selain Ojan, gue juga punya sahabat namanya Larasati. Udah gitu doang, singkat banget. Laras sahabat gue dari SMP. Yang dulunya musuhan eh keterusan jadi sahabat. Sa...
Baca selengkapnya

Sahabat, Tapi Sayang

'Si, jam 6.30 harus udah siap ye. Gue jemput!' Sepagi ini Ojan udah rusuhin HP gue lantaran pagi ini ada rapat OSIS. Untuk pertama kalinya setelah dia dilantik jadi ketua OSIS. Sekarang, jam menunjukkan pukul 6.15 pagi. Tinggal sarapan sekalian nungguin Ojan jemput. Sebelumnya, Ojan terkenal Mr Telat. Telatnya ngga kira-kira lagi. Udah tahu rumahnya jauh. Eh masih aja berangkatnya mepet. Tapi kali ini Ojan ngga boleh telat. Karena dia sendiri yang membuat kebijakan bagi siapapun yang telat akan kena hukuman push up satu seri. Ngga cewek ngga cowok. Waw. Sepertinya si Ojan garang juga ya. Kenyataannya ? Tunggulah, jangan buru-buru mau tahu. Ngga seru hehe. Menanggapi chat dari Ojan tadi, cuma gue diemin aja. Ngga perlu jawaban iya oke atau apa, pasti Ojan udah tahu lah ya. Ya karena emang gue ngga punya pilihan lain selain nunggu dijemput Ojan. Karena oh karena gue ngga bisa naik motor dan gue ngga suka naik angkot. Bau. (Rada banyak mau emang anaknya). Selain itu, gue ngga b...
Baca selengkapnya

Sepotong Martabak

Welcome to Cay Stories ... Life is like a peace of martabak, every piece has its own taste. Hidup itu kaya sepotong martabak. Setiap potongannya punya rasa masing-masing. Kenapa martabak ? Karena di setiap bagiannya dia punya rasa masing-masing. Kadang manis, kadang asin, kadang hambar dan kadang pahit kalo lagi gosong. Begitu juga dengan hidup manusia. Seperti martabak, kita ngga akan bisa menebak rasa apa yang akan kita dapatkan pada gigitan pertama. Begitu juga dengan gigitan ke dua. Mungkin manis, mungkin juga hambar atau pahit ? Sama halnya dengan hidup ini. Kita ngga akan pernah tahu apa yang akan terjadi dalam beberapa menit ke depan. Bisa aja hal yang menyenangkan ataupun sebaliknya. Tapi itulah seninya hidup. Ketika kita ngga tahu apa yang terjadi lima menit ke depan. Mungkin sebagian bilang kaya roller coaster. Tapi buat gue, cukup kaya sepotong martabak aja. Yang bisa dinikmati dengan duduk tenang. Sambil menikmati aromah senja yang melebur menuju malam. Martabak it...
Baca selengkapnya