The Power of Writing
Menulis adalah bekerja untuk keabadian. Pramoedya Ananta Toer.
Tulislah mimpimu hari ini, siapa tahu besok atau lusa kamu bisa lebih dari apa yang kamu impikan.
***
Berapa tahun sudah berlalu, aku menyebut diriku sendiri sebagai Sang Pemimpi, 夢な人, a dreamer.
Kata orang, kebiasaan menulis di diary itu kuno. Tapi aku melakukannya sejak SD. Apa yang harus ditulis di dalam diary bukanlah melulu soal cerita kehidupan sehari hari. Hal apa saja yang dialami.
Cobalah tuliskan hal-hal lain. Target hidup misalnya. Mulai dari yang sederhana, sesederhana bulan depan aku harus beli buku Hujan Bulan Juni karya Sapardi Djoko Damono.
Tidak ingat pastinya, tapi aku pernah menulis :
"Aku ingin menulis seperti saat menghirup udara tuhan"
Ya, terhitung sejak beberapa hari yang lalu tuhan berikan kesempatan untuk saya menulis sebanyak mungkin setiap harinya.
***
Selayaknya Penulis, tuhan maha hebat sebagai penulis skenario kehidupan manusia. Penulis tahu kemana harus menggiring pembaca agar pesan dari suatu tulisan itu sampai kepadanya.
Pun dengan tuhan, ku sebut tuhan selalu maha ajaib. Diluar hal yang selalu ku bayangkan, tuhan menggiringku untuk sampai ke tempat ini.
Meski tempat ini bukan tujuan utama ku, tapi setidaknya pintu gerbang impian itu sudah berhasil terbuka. Tidak sampai di situ saja, aku juga telah berhasil masuk dan menelusuri beberapa bagian istana impian.
Sungguh, beruntunglah kalian yang hidup penuh dengan mimpi. Meski hanya mimpi mimpi sederhana.
Kuncinya adalah, ucapkan impian itu ke dalam doa yang terwujud dalam tulisan yang diabadikan. Sehingga, jika suatu hari itu telah tiba, siapa tahu kita akan berdiri di titik yang lebih tinggi dari sekedar yang kita impikan.
Komentar
Posting Komentar