Takut Patah Hati

....
Ada satu hal yang aku takutkan di dunia ini.
Ketika nanti tiba saatnya aku harus merasakan patah hati yang paling menyakitkan. Kehilangan.
Jika aku pernah merasakan sebelumnya, tapi kali ini aku pasti tak akan sanggup. Membayangkannya saja sudah membuatku menitikkan air mata.

Dia yang hampir setiap aku di rumah tidur di sampingku. Bercerita segala rupa. Memberi petuah agar aku tak lagi selalu memilih laki-laki. Katanya, usiaku bukan usia bocah lagi. Atau nasihatnya agar aku tak cadas lagi sebagai perempuan, apalagi terhadap laki-laki. Dan agar aku mau sedikit berusaha jika memang dia yang ingin aku pilih sebagai pendamping.

Ku balas semua itu dengan 'doakan saja'.

Ketakutan itu semakin menjadi setiap harinya. Usianya tak muda lagi. Hari demi hari telah merenggut wajah ayunya yang berseri. Lalu apa yang sudah aku berikan ? Belum ada.

Sampai hampir seperempat abad usiaku. Aku masih menjadi parasit dalam hidupnya. Tapi aku menyayanginya. Meski lidah selalu kelu untuk berucap. Karena aku, bukanlah perempuan yang dengan mudah mengungkapkan rasa sayang. Sekalipun pada dia cinta pertamaku sejak aku tak memahami apapun di dunia ini.

Setiap malam, ku pandangi tubuhnya yang semakin renta. Ingin rasanya hari-hari ku habiskan dengan berada di sampingnya. Menemaninya ke pasar. Mengantarnya pergi ke puskesmas. Membantunya mencuci selimut dan baju bapak yang berat itu. Tapi apa daya, semua itu belum bisa ku laksanakan sepanjang waktu.

Aku sadar, waktuku ataupun waktunya tak banyak lagi di dunia yang sementara ini. Aku takut, ketika hari paling menyakitkan itu tiba nantinya aku masih belum bisa membahagiakannya. Aku hanya meminta kepada 'langit' untuk menjaganya. Itu saja. Bukan lagi soal keinginanku untuk menjadi penulis dan melanjutkan S2. Tapi aku ingin di sisa hidup yang tak tahu seberapa lama lagi ini, dia hidup sehat dan bahagia serta dalam lindungan Allah menjalankan apa yang diperintahkan sesuai dengan perintahNya.

Harapku, kebersamaan ini tak hanya di dunia. Tapi juga nanti, aku dan dia kembali bisa tidur bersama di dalam sebuah surga yang dijanjikan tuhan untuk orang-orang beriman dan yang tidak pernah mendurhakai ibunya.

Bringin, 15 Februari 2018 21.57 WIB
Dengan penuh rasa sayang
Untuk ibuku yang wanita terkuat
Dari aku,
Yang tak pernah berucap sayang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sahabat, Tapi Sayang (3)

Sahabat, Tapi Sayang

Sepotong Martabak