Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

Pernikahan adalah Impian

Pernikahan... Adalah impian sederhana sebagian gadis kecil di dunia ini. Begitu pula denganku. Di masa kecil, pernah bermimpi menikah dengan seorang sahabat. Tapi kini, aku seperti meragukannya. Mungkin saja, hal itu tidak akan pernah terjadi. Bukan, bukan hanya dengan sahabatku. Tapi mungkin aku juga tidak akan bisa menikah dengan pria manapun. Peristiwa itu, terlalu sakit untuk dipendam seorang diri. Bahkan sejak aku masih tak memahami apa itu kenikmtan bercinta. Aku tak memiliki apa yang mereka miliki. Bukankah setiap orang ingin mendapatkan kesempurnaan? Termasuk para lelaki. Mana mungkin mereka mau menerima sampah sepertiku. Mana mungkin? Atau, dapatkah kau sebutkan jika pria seperti itu memang benar-benar ada ?

Sahabat Tapi Sayang (12)

"Mau sampe kapan itu surat dianggurin ?", tanya Lia dari ujung sana. "Kenapa sih ngebet banget harus gue. Kan ada Ira, Deni, atau Bang Umar. Mereka kan juga bisa" "Ya gue kaga tahu. Mas bos maunya begitu. Udah si Vien, dicoba dulu. Ketapang kan luas. Belum tentu juga lo bisa ketemu doi di sana", bujuk Lia. "Ya gue tahu sih. Tapi segala kemungkinan itu kan pasti ada.." Belum selesai kalimat gue langsung dipotong sama Lia. "Udah dipikirin dulu. Gue kasih waktu seminggu. Kalo lo mau semuanya langsung gue urusin dari sini. Sekedar info aja nih, kalo lo mau, lo berangkatnya nanti sama Mas Danu. Dah ya. Gue mau balik. Capek ngebujuk cewek yang mempecundangi dirinya sendiri kaya lo. Daaaaah" Klik. Telpon dimatikan. Padahal gue belum sempet ngejawab. Tapi tunggu dulu, Mas Danu siapa ya ? Kaya pernah denger. Sampai larut malem, gue masih kepikiran omongan Lia. Ngga enak juga si sama Bang Farhan yang masih aja sabar nungguin anak buahnya i...